“Ada tantangan di kawasan industri baru di Jateng yang berkembang pesat, seperti KITB dan KIK,” kata Ketua Dewan Pengurus Wilayah ALFI Jawa Tengah/ DIY Teguh Arif Handoko saat Pengukuhan DPW ALFI/ ILFA Jawa Tengah& DIY, Kamis (11/5).
Menurut dia, kawasan-kawasan industri tersebut sudah mulai ditempati oleh para investor.
Meski tak sebesar di Jatim atau Jabar, kata dia, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang ada di Jawa Tengah sudah mampu melayani kebutuhan ekspor dan impor.
Ia mengatakan, ALFI ke depan tidak hanya mengincar segmen kargo internasional, namun juga lokal.
Menurut dia, potensi kargo lokal mengalami peningkatan hingga 50 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Ia menjelaskan, pekerjaan rumah dihadapi saat ini yakni menjaga potensi pengelolaan kargo ada di wilayah Jateng agar justru tidak ‘lari’ ke daerah lain.
“Jika nanti investor masuk ke Jateng karena (memiliki) upah murah. Selain itu, Jateng lebih kondusif, namun jangan sampai kargonya malah ‘lari’ ke Surabaya atau Jabar,” katanya.
Dia menyebutkan, keluar masuk kontainer di Pelabuhan Tanjung Emas Jawa Tengah baru mencapai 790 ribu TEUs. Sedangkan, pelabuhan di Surabaya mencapai 3,5 juta TEUs dan pelabuhan di Jakarta bisa menemnus 7 juta TEUs.
“Kami terus memacu agar bisa menembus 1 juta TEUs. Oleh sebab itu, kami juga mulai berpikir menggarap kargo lokal,” terang dia.