Upaya tersebut seiring dengan pertumbuhan kawasan industri baru di sejumlah daerah di Jateng.
Ketua Umum DPW ALFI/ILFA Jateng-DIY, Teguh Arif Handoko melihat kawasan industri baru di Jateng berkembang pesat seperti di Kendal dan Batang.
Namun di sisi lain layanan kargo di wilayah tersebut belum tergarap secara optimal.
“Ke depan kalau lokasi di sana (kawasan industri) sudah ditempati oleh para investo, kami dari ALFI berharap akan ada banyak kerjaan di sana,” kata Teguh Arif.
Disampaikannya saat Pengukuhan dan Halal Bihalal Pengurus DPW ALFI/ILFA Jateng dan DIY di Hotel Gumaya Semarang, Kamis 11 Mei 2023.
Menurut Teguh, kargo lokal berkembang pesat dan meningkat 50 persen daripada tahun lalu.
Melihat hal itu, pengusaha logistik dan forwarder di Jateng ingin mendorong agar capaian layanan kargo lokal dapat terus bertumbuh di kemudian hari.
“Meskipun kapasitas pengirimannya tidak sebesar Jatim dan Jabar, namun untuk layanan kargo melalui Pelabuhan Tanjung Emas sudah cukup mumpuni baik untuk ekspor-impor maupun untuk lokal,” terangnya.
Ia juga melihat saat ini potensi penggarapan pengiriman logistik antar wilayah dan pulau di Indonesia semakin terbuka lebar.
Hal sama juga terjadi di Eropa, di mana pengiriman barang tujuan Eropa juga mengalami penurunan setelah invasi Rusia ke Ukraina.
“ALFI tidak hanya berpikir dalam urusan kargo internasional tapi juga menggarap kargo lokal,”
”Kalau kita sekarang berpikir ekspor impor terus bisa tidak berkembang,” ujarnya.
Biaya Logistik Lokal Masih Tinggi
Menurutnya kepengurusan baru DPW ALFI/ILFA Jateng dan DIY memiliki sejumlah visi misi di antaranya mendorong pencapaian target pengiriman logistik.
Selain itu menekan biaya pengiriman logistik yang sampai saat ini masih terbilang cukup tinggi, khususnya pengiriman kargolokal.
“Ini menjadi tugas bersama. Kalau dilihat dari lokasi, Jatengposisinya strategis dibandingkan provinsi lain,” ujarnya.
Ia juga mengajak berbagi pihak terkait bagaimana PelabuhanTanjung Emas yang tahun kemarin pengirimannya sebesar 790 ribu TEUs di tahun ini mampu tembus 1 juta TEUs.
Sementara Surabaya pengirimannya sebesar 3,5 juta TEUs, Jakarta 7 juta TEUs.
Maka dari itu, wilayah Semarang harusnya dapat nyusul, karena Jateng posisinya menjadi Central Java.
Teguh menyoroti biaya logistik di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan PDB bisa sampai 25-27 persen.
Sementara di sejumlah negara lain biayanya antara 10-15 persen.
Contohnya kirim barang ke Medan biayanya Rp 17-18 juta, tapi kirim barang ke Singapura 200-300 dolar.
“Kami berupaya agar biaya pengiriman logistik lokal lebih murah supaya harga barang juga terjangkau,” imbuhnya.
Sekjen DPP Alfi Akbar Djohan yang hadir secara langsung mengapresiasi kegiatan tersebut.
Ia menyampaikan bahwa BUMN ingin organisasi ALFI/ILFA dapat bertransformasi.
“Salah satu DPW yang sudah bertransformasi ialah DPW ALFIJateng-DIY,”
”Terutama dalam mengedepankan pelatihan terkait sumber daya manusia,” katanya.
“Maka pemain nasional akan tergantikan dengan banyaknya kerja sama-kerja sama internasional maupun kerja sama-kerja sama regional,” imbuhnya.***